Tuesday 8 July 2014

PILIH SIAPA ??


gambar diambil dari : http://img.okeinfo.net/content/2014/01/24/568/931157/rSIUf9MQFX.jpg

Hari Selasa, 8 Juli 2014 yang artinya 1 hari menjelang PILPRES alias Pemilihan Presiden tanggal 9 Juli 2014 esok hari. Apakah teman-teman sudah menentukan pilihan? memilih Capres dan Cawapres nomor 1 atau 2? atau memilih untuk tidak memilih?

Saya mau berbagi dengan teman-teman semua mengenai menentukan pilihan. Hal ini adalah hasil sharing saya dengan banyak orang.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bagi negara kita adalah hal yang sangat penting, tidak hanya bagi diri kita sendiri namun juga bagi seluruh masyarakat negara kita tercinta Indonesia. Dengan memilih orang yang tepat maka kita secara tidak langsung ikut serta dalam membawa Indonesia menjadi lebih baik, dan sebaliknya memilih pilihan yang salah atau bahkan tidak memilih maka secara langsung kita ikut serta untuk menjerumuskan Indonesia dalam kesukaran.

Suatu hari kakak saya bercerita, pimpinan (a.k.a Pak Bos) di kantornya bertanya pada staff "kalian nanti pilih siapa nih?"
kebanyakan menjawab masih ragu atau belum tahu. Kemudian Pak Bos mengatakan bahwa menurutnya ada 3 kriteria dalam memilih seorang pemimpin dan ketiganya adalah masalah hubungan, yaitu sebagai berikut :

1. Pilih yang Hubungan Dengan Tuhan Baik

Pertanyaannya bagaimana cara kita tahu siapa diantara 2 Capres dan Cawapres kita yang memiliki hubungan baik dengan Tuhan? Jawabannya mudah. Lihatlah Karakternya, Banar atau Tidak.
Seseorang yang memiliki karakter benar (yang pasti baik, ingat bahwa baik belum tentu benar tapi benar sudah pasti baik) dapat dipastikan bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Karakter yang benar diperoleh dari tuntunan Allah sendiri dan usaha dari seseorang untuk bertindak dangan taat serta takut akan Tuhan. Bayangkan jika kita dipimpin oleh orang yang karakternya tidak benar alias tidak punya hubungan yang baik dengan Tuhan, tentu ia akan memimpin dengan kehendaknya dan kuasanya sendiri bukan dengan kehendak dan kuasa Tuhan. Dan kita pasti bisa bayangkan hasil dari kepemimpinannya.

2. Pilih yang Hubungan Dengan Keluarganya Baik

Setujukah teman-teman bahwa segala sesuatu dimulai dan dipelajari dari hal-hal yang lebih kecil berlanjut ke hal-hal yang lebih besar?
Seorang pemimpin, dalam hal ini Capres dan Cawapres, sebelum memimpin negara dengan jutaan jiwa banyaknkya harus belajar memimpin dan membuktikan bahwa ia bisa memimpin keluarganya terlebih dahulu. Menjadi pemimpin kecil dalam keluarganya. Bayangkan jika seorang Capres dan Cawapres gagal dalam memimpin keluarga yang jumlahnya mungkin tidak lebih dari 5 atau 10 jiwa misalnya, bagaimana ia bisa memimpin jutaan jiwa?

3. Pilih yang Hubungan Dengan Orang Di Sekitarnya Baik

Pemimpin yang baik harus mampu menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang berhubungan baik dengan orang lain akan dicintai dan kemudian akan dihargai dan kemudian akan disegani. Dia akan mengambil keputusan dengan mementingkan orang banyak, dan orang banyak akan mendukung keputusannya.
Kita juga bisa mengartikan ini sebagai "memilih pemimpin yang ada di tengah-tengah komunitas yang baik" ingat bahwa siapa kita tercermin dari lingkungan dengan siapa kita bergaul. Kebiasaan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.

Kemudian, seorang staff bertanya dengan Pak Bos "Lalu menurut Bapak, bagaimana mengenai ketegasan. Bukankah kita perlu pemimpin yang tegas?"
Pak Bos menjawab, "Benar, kita butuh pemimpin yang tegas. Namun perlu kita perhatikan, ketegasan seperti apa yang kita cari? Ada orang yang benar-benar tegas untuk hal baik namun ada juga orang yang benar-benar tegas untuk hal yang buruk."

Jika saya manambahkan, ketegasan, keberanian, kejujuran, kecerdasan dan sejenisnya itu kembali lagi termasuk dalam karakter. Maka untuk mendapatkan pemimpin yang memiliki karakter tegas dan lainnya kembali lagi dengan pertimbangan poin satu diatas.

Melalui tulisan ini saya mengajak teman-teman untuk memilih, jangan golput. Pertimbangkan dengan benar dan berdoalah agar kita dapat menentukan pilihan dengan benar. Mari belajar mengasihi bangsa ini dan segala yang ada di dalamnya dengan cara turut berpartisipasi mentukan nasib bangsa kita. 

Tidak memilih bukanlah pilihan. Satu suara dari kalian bisa menyelamatkan bangsa Indonesia.

Ditunggu selfie kalian besok, dengan jari kelingking yang berwarna.

AKU TIDAK SENDIRI

Halloo Teman-teman !!
Di tulisan yang baru ini, saya mau sharing sebuah lagu yang sangat memberkati saya
Tapi Sebelum saya kasih tau lagunya, saya mau cerita sedikit kejadian yang saya alami dibalik lagu ini


Seperti yang tergambar di tulisan sebelumnya, bahwa saya sangat menikmati kuliah dan pekerjaan yang saya jalani selama ini.

Saya mengawali kuliah saya bersama dengan Tuhan (Bayar Kuliah Dengan Mujizat). Selama 4 tahun kuliah saya tidak pernah merasa terbebani dengan tugas-tugas dan jadwal kuliah sama sekali. Sampai tibalah saya di semester akhir periode bulan Maret-Juli 2014. Semester 8 adalah semester paling berat yang saya jalani, bukan semata-mata karena ada skripsi, namun karena keseluruhan kegiatan perkuliahan dan diluar perkuliahan.

Sekitar 1 bulan yang lalu, untuk pertama kalinya dalam 4 tahun kuliah, saya mengalami stres yang luar biasa karena begitu banyak dan beratnya tugas-tugas yang harus diselesaikan.

Kebanyakan mahasiwa/i semester 8 tugasnya hanya fokus pada skripsi atau ditambah dengan 1-3 mata kuliah, dengan jadwal kuliah mungkin hanya 2-3 hari dalam seminggu. Tapi saya dan teman-teman kampus, harus menjalani 9 mata kuliah diluar pengerjaan skripsi dan ini memang dijadwalkan oleh pihak kampus, tidak bisa diubah. Jam kuliah saya penuh dari 8 pagi hingga 4 sore setiap hari Senin-Kamis. Dengan mata kuliah Manaj.Keuangan, Hukum Bisnis, Manaj.Acara, Studi Kelayakan Bisnis, Manaj.Stratejik, Perencanaan Destinasi, Riset, dll. Dimana semua tugas berupa projek kelompok, seperti : membuat video dokumenter destinasi wisata, perencanaan keuangan perusahaan, perencanaan pembuatan perusahaan, pembuatan event, ditambah dengan skripsi, dll. Dan saya bertanggung jawab sebagai ketua dalam tugas pembuatan event. 

Untuk pertama kalinya dalam 4 tahun saya kuliah, saya menangis luar biasa dalam waktu beberapa jam.

Kondisinya saat itu saya dijemput Papi dari kantor Yere (kakak saya, karena saat off kuliah saya bantu dia kerja di bidang accounting di kantornya) untuk latihan dengan para pelayan di gereja. Namun karena jalan dari arah Cawang - Slipi macet total akhirnya saya digantikan orang lain, kami (saya dan Papi) akhirnya putar balik untuk pulang ke rumah. Dalam perjalanan Dosen saya menelepon, mengabarkan bahwa acara yang saya dan teman-teman sudah rancangkan akan diperbesar skala-nya. Konsep acara ini sudah di ubah 2 kali oleh dosen. Dari acara yang sederhana dibuat lebih besar, namun kemudian diperkecil dan untuk kali yang 3 acara tersebut diminta untuk diperbesar dalam jangka waktu H-7. Betapa stres-nya saya saat itu, karena tugas kuliah yang harus saya selesaikan tidak hanya manajemen acara ini, namun banyak tugas lain yang menanti ditambah dengan skripsi. Alhasil saya menangis di mobil. Sampai di rumah Papi, Mami dan Yere bingung melihat saya (mungkin Mami dan Yere mengira saya ribut dengan Papi di mobil). Mereka bingung ketika saya katakan saya stres dengan kuliah, karena selama ini mereka melihat saya baik-baik saja dalam kuliah.

Dalam kondisi yang luar biasa sulit bagi saya saat itu, saya teringat dengan 1 lagu. Lagu itu berjudul "BersamaMu Bapa" dinyanyikan oleh Sari Simorangkir dalam album Favor dari True Worshiper. Isi lagunya sebagai berikut :

Engkau ada bersamaku, di s'tiap musim hidupku
Tak pernah Kau biarkan ku sendiri
Kekuatan di jiwaku adalah bersamaMu
Tak pernah kuragukan kasihMu

BersamaMu Bapa, kulewati semua
PerkenananMu yang teguhkan hatiku
Engkau yang bertindak memb'ri pertolongan
Anug'rah Mu besar melimpah bagiku

Saya sangat terberkati oleh lagu ini. Seperti Tuhan sendiri yang menghibur dan menguatkan saya, saat menyanyikan lagu ini.

Dan ketika bernyanyi, saya benar-benar menyadari bahwa Tuhan bersama dengan saya dalam segala hal termasuk dalam kuliah. Tuhan menyertai saya untuk bisa masuk kuliah, dan Tuhan yang sama yang mendampingi saya dalam menyelesaikan kuliah. Saya tidak sendiri, baik dalam masa-masa sulit maupun masa-masa bahagia. Selalu ada Tuhan. Hal ini terbukti, saat ini saya punya lebih banyak waktu untuk menulis karena Tuhan bimbing saya untuk meyelesaikan tugas-tugas kuliah, tugas kuliah saya semunya sudah selesai, ujian akhir semester sudah selesai, saya sudah daftar sidang, tinggal menunggu jadwal untuk sidang di bulan Agustus. Dan nanti di bulan Agustus saya berdoa, agar bisa kembali berbagi dengan teman-teman bahwa Tuhan saya membimbing saya dalam sidang, dan membuat saya lulus dengan hasil yang baik.

Semoga tulisan dan lagu ini bisa jadi semangat untuk teman-teman yang mungkin saat ini sedang dalam masa-masa yang butuh perjuangan. 

Untuk dengar lagunya, teman-teman bisa Klik di judul lagu yang saya tulis diatas (sudah terhubung dengan youtube) disana juga ada sedikit kesaksian dari Sari Simorangkir mengenai lagu tersebut.
Tuhan yang menopang saya dimasa-masa sulit, Tuhan yang sama yang akan menopang teman-teman.

Blessed you

Tuesday 1 July 2014

My Christmas 2013

pohon natal
Setelah sekian lama tidak menulis, kali ini saya mau berbagi pengalaman yang harusnya di-posting awal tahun 2014, namun apa daya baru bisa rampung tulisannya hari ini.

Natal tahun 2013 adalah Natal yang sangat berbeda dan berkesan bagi saya, cukup sulit menggambarkan bagaimana perasaan saya dalam menikmati Natal tahun 2013. Ada rasa bersemangat, sedih, kesepian, tapi sekaligus juga sukacita.

Sejak bulan Maret 2013, saya tinggal di Batam selama 1 tahun dalam rangka program training yang menjadi program kuliah wajib di kampus saya. Saya bekerja di perusahaan Travel Agent atau Jasa Pariwisata. Dan itu berarti saya harus menanggung 2 resiko atas keputusan saya.
  1. Bekerja di saat semua orang pergi berlibur
  2. Merayakan Natal dan Tahun Baru tidak bersama keluarga
Dan kedua resiko tersebut sudah saya alami di Natal 2013 kemarin. Tepat 2 hari sebelum Natal yaitu tanggal 23 Desember, saya harus berangkat ke Singapura mendampingi sebuah keluarga dalam liburan mereka hingga tanggal 27 Desember. Untuk pertama kali dalam hidup saya, saya melalui Malam Natal dan Hari Natal tanpa keluarga juga tanpa ke Gereja (saya mengikuti ibadah Natal pada tanggal 22 Desember). Tapi justru ada beberapa pelajaran baru yang dibukakan bagi saya dalam kejadian ini.
  • Arti sebuah keluarga
Selama ini bagi saya, mungkin merayakan hari-hari penting bersama keluarga rasa nya tidak terlalu istimewa. Hal biasa yang setiap saat dapat dilakukan dan lebih mengarah pada rutinitas saja. Bahkan beberapa kali saya memilih untuk merayakan hari istimewa bersama dengan teman dan mengabaikan keluarga. Tetapi pengalaman di akhir tahun 2013 mengubah pola pikir saya tentang arti kebersamaan sebuah keluarga. Kebersamaan keluarga bukan sekedar rutinitas murahan yang setiap saat kita mau lalu kita dapatkan atau saat kita tidak mau lalu kita tinggalkan. Sungguh, tidak ada hal yang lebih indah dibanding seseorang dapat menghabiskan waktu dan momen bahagia bersama keluarganya. Berbahagia dan bahagiakanlah keluarga kita selagi ada kesempatan.

  • Arti sebuah pelayanan
Saya banyak belajar dari profesi dan pekerjaan yang saya jalani di bidang Tour and Travel (kami biasa menyebutnya dengan industri jasa). Jika teman-teman pernah jalan-jalan menggunakan jasa agen wisata, saya mengajak teman-teman untuk mengingat kembali kegiatan pemandu wisata kalian pada waktu itu. Apakah teman-teman puas dengan pelayanannya atau belum? yang belum pernah suatu saat nanti ketika kalian jalan-jalan dengan didampingi pemandu wisata, teman-teman bisa ingat-ingat apa yang saya bagikan disini.

Menjadi seorang pemandu wisata menurut saya bisa dikatakan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab untuk memimpin pasukan, mengambil keputusan dan mengkoordinasi berbagai hal. Namun juga menjadi pelayan demi kenyamanan rombongan. Posisi yang cukup sulit untuk dilakukan, menjadi pemimpin sekaligus pelayan (tipe kepemimpinan yang menurut saya mungkin bisa dikatakan paling ideal). Seorang pemandu wisata (tour leader) harus makan dan istirahat paling terakhir, namun siap paling awal. Disaat rombongan bersenang-senang, berbelanja kami harus menunggu (kegiatan yang paling banyak dibenci orang) dan memastikan rombongan lengkap. Saat rombongan mulai lelah dan mood menurun,  kami harus kembali mecairkan suasana (pada hal kami juga lelah), dan kondisi lain yang pada intinya kepuasan, kenyamanan, kepentingan dan kebahagiaan orang lain menjadi prioritas utama, bahkan diatas kepentingan kami. Hal ini adalah pelayanan yang ideal yang diberikan oleh seorang pemandu wisata, memang tidak semua demikian, ada juga yang lalai dalam bertugas. Namun inilah tanggung jawab yang dimiliki pemandu wisata pada umumnya. 

Sekarang mari kita renungkan, apakah dalam sehari-hari kita sudah memiliki sikap hati yang melayani? Saya pribadi masih jadi "bunglon". Dalam arti, ketika saya bekerja, saya mampu melakukan sikap hati melayani namun dalam keseharian saya, saya belum mampu melayani seperti ketika saya bekerja.

Seandainya saya dan teman-teman, terutama kita yang di dalam Tuhan semua memiliki sikap hati yang sepenuhnya melayani betapa kemuliaan Tuhan dinyatakan. Jika ini dimiliki dalam pelayanan di Rumah Tuhan, betapa banyak jiwa-jiwa yang tertarik untuk datang.

Jika belum, (seperti yang selama ini saya alami mungkin) ya jangan heran kenapa masih banyak orang yang lebih suka datang ke diskotik, casino, mal, atau tempat hiburan lain yang pelayanannya lebih baik dari pada gereja dan anak Tuhan.

Hal ini sangat menegur saya dan membuat saya rindu berbagi, bahwa pelayanan kita orang percaya harus punya daya saing lebih dari pada pelayanan sekuler. Hal ini, menurut saya bukan hanya semata-mata Tuhan yang memberi kemampuan untuk kita dapat melayani, namun kemauan dan usaha keras kita yang memang mau belajar untuk melayani lebih baik.


Karena 2 pelajaran berharga ini, saya tidak pernah menyesali Natal saya tahun 2013 kemarin.
God Bless You