Tuesday 10 December 2013

Cerdik Seperti Ular & Tulus Seperti Merpati






Seberapa sering kalian mendengar kalimat ini? "Cerdik Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati". Beberapa dari kalian mungkin baru pertama kali mendengar, sudah beberapa kali atau sering bahkan sering sekali. Saya masuk dalam kategori sering sekali.

Bagi kalian yang sama seperti saya yang sering sekali mendengar kalimat ini, apakah kalian juga sudah menemukan cara untuk bertindak sesuai dengan "Cerdik Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati"? atau ini hanya menjadi statement biasa yang tidak memiliki arti atau pengaruh dalam diri kalian? atau kalian bingung apakah ada tindakan yang benar-benar sesuai dengan kalimat ini? Saya pernah berada dalam semua kondisi pertanyaan tersebut. Tapi sekitar 4 bulan belakangan ini saya menemukan jawaban dan contoh nyata kalimat ini. Lewat tulisan, saya mau berbagi sedikit dengan para pembaca.

Untuk mengawali sharing, saya akan cerita sedikit tentang seorang Tari dan impiannya.

Saya adalah seorang yang memiliki banyak imipian tinggi dan suka dengan tantangan, terutama dalam hal edukasi, pekerjaan dan prestasi. Sejak kecil saya akui, saya tergila-gila dengan prestasi. Saya memaksa diri untuk belajar dengan giat dengan 1 tujuan, yaitu prestasi (menjadi lebih baik dan lebih maju setidaknya selangkah dibanding orang lain). Saya sangat sadar hal ini dapat membawa saya naik jika saya melakukannya dengan benar atau sebaliknya membawa saya pada kehancuran yang parah jika saya melakukannya dengan menghalalkan segala cara untuk mecapai impian saya dan menjadi seorang yang keterlaluan ambisius.

Seiring berjalannya waktu, bersamaan dengan kegiatan sekolah saya dulu dan kuliah saya kini (Kuliah dengan Mujizat yang nanti akan jadi tulisan saya selanjutnya), saya bergabung dalam berbagai bentuk pekerjaan seperti marketing, freelance event organizor, MC, dan beberapa perusahaan travel agent saat program Praktik Kerja Lapangan dari kampus. Dan sepanjang deretan kegiatan tersebut saya selalu berpikir apa mungkin tindakan yang sesuai dengan "Cerdik Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati" itu benar-benar ada? Kalau memang ada bagaimana praktiknya?

Karena sepanjang yang saya alami, terjun dalam dunia bekerja tidak mudah. Menjaga hati, pikiran juga tindakan agar tetap 'bersih' dan sesuai kehendak Allah dalam bekerja adalah sulit, butuh perjuangan. sama halnya dengan praktik "Cerdik Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati"
Ada 2 contoh yang saya temui :

  • Banyak orang yang sukses, memiliki perusahan sendiri, memiliki penghasilan besar, kedudukan tinggi atau yang saya sebut dengan istilah "Sepertinya Cerdik seperti Ular"
Beberapa orang bekerja dengan licik bahkan tidak jujur dan merugikan orang lain. Memalsukan laporan keuangan atau laporan pajak ganda, memberikan upah yang tidak sesuai dengan hak yang seharusnya diterima karyawan, pembagian keuntungan yang tidak jujur, dan lainya. Saya pernah berada dalam lingkungan ini, dan yang sangat disayangkan beberapa dari mereka mengaku Anak Tuhan. Memang sepertinya diberkati, tapi saya yakin jika kita sebagai Anak Tuhan menjalankan bisnis atau bekerja dengan cara yang tidak sesuai dengan kehendak Allah maka Allah tidak akan berkenan atas usaha kita. Sebagai buktinya beberapa orang yang saya maksud, kenyataannya seringkali mengalami kesulitan keuangan, menjadi pergunjingan orang, ditinggalkan orang, tidak pernah merasa cukup, bahkan usahanya terancam berantakan. Sekali lagi sepertinya diberkati, aslinya Tuhan tidak berkenan.

  • Seseorang yang menjalankan bisnis dengan takut akan Tuhan dan tidak cinta uang, walaupun sepertinya kekayaannya biasa-biasa saja, tapi tidak pernah kekurangan. "Cerdik Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati"
Setelah melihat banyak contoh yang tidak baik dalam dunia kerja, selama 4 bulan ini akhirnya saja mendapatkan teladan yang benar, tidak lain dan tidak bukan adalah pimpinan kantor dimana saya bekerja sekarang ini. Beliau mengepalai perusahan ini, yang statusnya dapat dikatakan sebagai kantor cabang travel yang ada di Malaysia dan Singapura. Beliau sangat giat dan memiliki strategi bisnis yang hebat. Dan saya rasa itu bukan semata-mata hasil pemikirannya tapi hikmat dari Allah bagi seorang pemimpin yang mau Allah pimpin. Pernahkah kamu menjumpai perusahaan yang komitmen memberikan perpuluhan ke Gereja? Pernahkah kamu menjumpai perusahaan yang banyak piutang tapi tidak mau utang? ya itu perusahaan tempat saya bekerja saat ini.

Ketika kami sudah kerja keras mengemas sebuah program wisata sudah 70% pasti deal tiba-tiba tamu kami cancel pimpinan saya tidak kecewa, dia hanya bilang "Ga apa-apa, berkat datangnya bukan dari tamu, tapi dari Tuhan. Tuhan bisa kasih tamu yang lebih banyak lagi" atau statement beliau lainnya seperti "Ga apa-apa kita dicurangi, yang penting kita tidak curang" bahkan ketika beliau belum ambil gaji selama 2 bulan karena uang pribadinya dipakai untuk cash flow perusahaan, beliau tidak pernah kelaparan tetap bisa jalan-jalan dan enjoy. Bahkan gaji staf nya tetap lancar dan pembayaran tagihan tetap lancar juga tidak ada pemalsuan laporan pajak. Perusahaan ini bukan tidak pernah rugi, kami pernah defisit selama beberapa bulan, sebagai perusahaan yang baru lebih kurang 8 bulan beroperasi defisit sangat wajar. Tapi dari bulan ke bulan bekerja dengan takut akan Tuhan sangat membuahkan hasil, saya melihat Tuhan membawa perusahaan ini semakin berkembang. Bayangkan dari defisit 2-3 bulan, di bulan ke 7 perusahan travel kecil yang hanya memiliki 2 orang pekerja menghasil kan keuntungan hingga beberapa puluh juta. Dan itu sungguh-sungguh bukan usaha manusia. Itu hadiah dari Tuhan untuk kerja keras yang disertakan dengan takut akan Tuhan.

Dan coba kalian tebak, usia pimpinan saya masih di bawah 30 tahun.

Hal ini menjadi bukti bagi saya secara pribadi, ternyata Tuhan ga muluk-muluk Cerdik Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati" itu memang ada dan sangat mungkin untuk dilakukan. Hanya saja kita mau atau tidak?

Secara kusus saya berbagi tulisan ini dengan kalian anak muda seperti saya yang memiliki impian besar menjadi seorang pengusaha tetapi belum memiliki teladan yang benar, juga kepada kalian yang sudah memiliki usaha atau pun bekerja dengan cara yang belum benar, masih ada waktu untuk mengubah apa yang tidak berkenan dimata Tuhan menjadi apa yang sangat diberkati Tuhan

Menjadi kaya itu berbeda dengan menjadi diberkati Tuhan

Tuhan memberkati

No comments:

Post a Comment