Thursday 21 November 2013

Patahkan Filosofi Dunia ( Edisi 1)


Pernah ga kalian merasa aneh atau sulit menerima pernyataan - pernyataan yang sudah berakar dalam masyarakat yang dianggap sesuatu hal yang wajar oleh hampir semua orang? padahal bagi kalian itu adalah sebuah pernyataan yang kurang tepat. Atau kalian merasa binggung apakah pernyataan tersebut benar atau salah? patut kalian ikuti sebagai sesuatu yang sah - sah saja atau justru ketika diikuti hal tersebut malah membawa kalian ikut terjun dalam hal yang tidak tepat? Saya pernah merasakan hal yang demikian.

gambar diambil dari littlemikhael.wordpress.com


Dalam tulisan ini saya mau share beberapa pendapat - pendapat yang sempat membuat saya berpikir panjang. Ada 4 kewajaran dalam masyarakat yang bagi saya adalah hal yang tidak wajar.


1. Cemburu Tanda Cinta
Saat saya duduk di bangku SMP dan SMA, dimana masa - masa tersebut adalah fase unik dalam seorang remaja terutama dalam hal percintaan. Saat kalian menemukan diri kalian marah-marah tidak karuan karena orang yang kalian taksir berbicara panjang lebar dengan lawan jenis nya, atau melarang "doi" yang katanya pacar kalian bertukar nomor HP dengan lawan jenis, dan hal serupa lainnya dengan alasan "wajar dong aku cemburu, kan aku sayang kamu" atau "aku suka kok kamu cemburu, kan itu tandanya kamu sayang sama aku" atau jangan-jangam sampai saat ini kita masih dalam posisi ini?

Saya pribadi mengaku pernah mengalami fase itu. Dan sampai saat ini masih berusaha untuk menang atas fase tersebut (bukan hanya bicara mengenai kecemburuan antar lawan jenis). Hal ini membuat saya berpikir, apakah mengasihi (alias cinta, saya lebih suka menyebutnya dengan kasih) ditandai dengan perkara cemburu tersebut? apalagi hal kecil dibesar-besarkan karena kecemburuan dengan mengatasnamakan kasih. Sejauh yang saya amati, kecemburuan membawa pertengkaran sedangkan sifat kasih seharusnya membawa pendamaian. 


Dalam Buku yang saya imani 1 Kor 13: 4 berkata " kasih itu sabar; murah hati ; ia tidak cemburu......" 


So, jelas kedua hal ini sungguh berbeda. Bahkan bisa dikatakan bertentangan. KASIH = CEMBURU


2. Kesabaran Ada Batasnya
Hal mengampuni mungkin menjadi tantangan bagi setiap orang, termasuk saya.
Dulu saya berpikir bahwa saya adalah seseorang yang mudah mengampuni dan tidak mendendam, sebagian dari hal ini memang benar, tapi sebagian lagi salah karena beberapa waktu lalu saya menemukan diri saya membenci seseorang yang saya anggap sangat melukai saya. Selama kurun waktu 6 bulan saya bertahan untuk bersabar dan mengampuni tetapi di bulan ke 7 hingga ke 10 saya menyadari bahwa saya tidak bisa mengampuni. 

Seandainya bisa pun, saya belum mau (pada saat itu). Kalimat tersebut muncul dalam hati saya. Saya mengkoleksi kebencian yang akhirnya sedikit banyak merubah kepribadian saya, membawa saya dalam kemunduran. senjata saya yang sering saya gunakan adalah "sudah cukup selama 6 bulan saya bersabar diperlakukan tidak adil dan mengampuni, tapi sekarang kesabaran sudah habis dan pengampunan sudah tidak ada" atau "selama ini saya terima jika dikatakan sebagai apa pun dipersalahkan karena apa pun, tapi untuk yang satu ini saya tidak terima. sudah cukup" atau "Jika saya selalu diam dan mengalah, mengampuni dan bersabar terus menerus maka saya akan selalu diinjak-injak dan si dia tidak akan tau bahwa dia salah, jadi sekarang saya harus bertindak (membalas atau melawan". Itu semua adalah pembelaan yang sangat wajar dan umum dijumpai oleh setiap orang dan dianggap sah-sah saja.

Sampai saya diingatkan oleh Buku yang saya imani Matius 18:22 bilang ".....bukan tujuh kali, melainkan sampai 70 kali 7 kali"

Hal ini mematahkan seluruh pembelaan yang saya anggap benar.
Hal ini membahas mengenai pengampunan yang sebenarnya bisa dikatakan bahwa mengampuni itu tidak ada batasnya. Sama hal nya mengenai kesabaran. Kita perlu belajar untuk sabar. kalau kita sabar hanya sekali atau dua kali itu bukan sabar namanya. Tuhan saya pernah dianiaya berkali-kali hingga mati untuk hal yang bukan kesalahanNya tetapi tetep "calm down". Itu baru sabar yang sesungguhnya.

Saya sangat suka dengan kalimat ini "terluka itu pasti, tapi tetap sakit hati atau mengampuni itu pilihan". Dan akhirnya saya bisa lolos dalam ujian mengampuni (dalam kasus ini), yang saya anggap ujian mengampuni yang terberat, "so far" . Dan biasanya ujian mengampuni berikutnya akan lebih berat lagi, "get ready"


1 comment: